Kamis, 27 November 2014

Laporan atau langkah-langakah Membubut Poros Bertingkat

MEMBUBUT POROS BERTINGKAT
Tujuan Praktek
1.      Mahasiswa mampu menjelaskan cara pengoperasian Mesin Bubut .
2.      Mahasiswa mampu mengetahui jenis – jenis Mesin Bubut .
3.      Mahasiswa mampu menjelaskan bagian – bagian dari Mesin Bubut .
4.   Mahasiswa mampu mengetahui alat dan bahan yang digunakan.
5.     Mahasiswa mampu menguraikan proses pembuatan poros bertingkat.
6.    Mahasiswa mampu membubut rata muka.

ALAT DAN BAHAN YANG DIPERLUKAN
1.Mesin bubut.
 2.Alat ukur : Jangka sorong ( Tol 0,05 mm )
3.Alat potong :  - Pahat bubut ( HSS )
                              Ukuran 3/8 “ x 4”
                           - poros besi berdiameter > 22 mm dan > 100 mm.
4. Menyediakan senter bor.
5. Werpaak ( pakaian bengkel )
6.   Gergaji / alat pemotong
7.   Kaca Mata
8.   Helm
9.   Besi ( Benda Kerja )
10.  Gambar / Desain poros bertingkat.
C.KESELAMATAN KERJA
1.      Gunakanlah kecepatan putaran mesin yang sesuai.
2.      Segara laporkan suatu kecelakaan apa saja,bagaimanpun kecilnya
3.      Pakailah pakaian kerja.
4.      Janganlah memakai jam tangan,cincin dll
5.      Janganlah menyimpan alat-alat yang tajam dan sejenisnya di dalam saku pakaian kerja
6.      Jangan hidupkan mesin apabila kunci cekam masih berada pada cekam.
7.      Jangan menyandarkan tubuh pada mesin.
8.      Jangan hidupkan mesin untuk hal yang tak berguna
9.      Bekerjalah dengan hati-hati dan jangan terburu-buru.

TEORI DASAR
Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda yang diputar.Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan.
Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir.Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127.Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.

 Prinsip kerja mesin bubut

Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.

Proses Pengecoran Logam

Proses pengecoran meliputi: pembuatan cetakan, persiapan dan peleburan logam, penuangan logam cair ke dalam cetakan, pembersihan coran dan proses daur ulang pasir cetakan. Produk pengecoran disebut coran atau benda cor. Berat coran itu sendiri berbeda, mulai dari beberapa ratus gram sampai beberapa ton dengan komposisi yang berbeda, mulai dari beberapa ratus gram sampai beberapa ton dengan komposisi yang berbeda dan hamper semua logam atau paduan dapat dilebur dan dicor.
Proses pengecoran secara garis besar dapat dibedakan dalam proses pengecoran dan proses percetakan. Pada proses pengeceron tidak digunakan tekanan sewaktu mengisi rongga cetakan, sedang pada proses pencetakan logam cair ditekan agar mengisi rongga cetakan. Karena pengisian logam berbeda, cetakan pun berbeda, sehingga pada proses percetakan cetakan umumnya dibuat dari loga. Pada proses pengecoran cetakan biasanya dibuat dari pasir meskipun ada kalanya digunakan pula plaster, lempung, keramik atau bahan tahan api lainnya.
Proses pengecoran meliputi: pembuatan cetakan, persiapan dan peleburan logam, penuangan logam cair ke dalam cetakan, pembersihan coran dan proses daur ulang pasir cetakan. Produk pengecoran disebut coran atau benda cor. Berat coran itu sendiri berbeda, mulai dari beberapa ratus gram sampai beberapa ton dengan komposisi yang berbeda, mulai dari beberapa ratus gram sampai beberapa ton dengan komposisi yang berbeda dan hamper semua logam atau paduan dapat dilebur dan dicor.
Proses pengecoran secara garis besar dapat dibedakan dalam proses pengecoran dan proses percetakan. Pada proses pengeceron tidak digunakan tekanan sewaktu mengisi rongga cetakan, sedang pada proses pencetakan logam cair ditekan agar mengisi rongga cetakan. Karena pengisian logam berbeda, cetakan pun berbeda, sehingga pada proses percetakan cetakan umumnya dibuat dari loga. Pada proses pengecoran cetakan biasanya dibuat dari pasir meskipun ada kalanya digunakan pula plaster, lempung, keramik atau bahan tahan api lainnya.

 v  PASIR
Ada dua cara pengecoran dengan menggunakan cetakan pasir. Pembagian dilakukan berdasarkan jenis pola yang digunakan:
1)      Pola yang dapat digunakan berulang-ulang dan
2)      Pola sekali pakai


Urutan pembahasan proses pengecoran adalah sebagai berikut:
  1. Prosedur pembuatan cetakan
  2. Pembuatan pola
  3. Pasir
  4. Inti
  5. Peralatan (mekanik)
  6. Logam (telah dibahas dalam Bab 3 dan Bab 4)
  7. Penuangan dan pembersihan benda cor.

 v  PROSEDUR PEMBUATAN CETAKAN
Cetakan diklasifikasikan berdasarkan bahan yang digunakan:
  1. Cetakan pasir basah (green-sand molds)
Cetakan dibuat dari pasir cetak basah. Cetakan kulit kering (Skin dried mold)
  1. Cetakan pasir kering (Dry-sand molds)
Cetakan dibuat dari pasir yang kasar dengan bahan pengikat
  1. Cetakan lempung (Loan molds)
  2. Cetakan furan (Furan molds)
  3. Cetakan CO2
  4. Cetakan logam      Cetakan logam terutama digunakan pada proses cetak-tekan (die casting) logam dengan suhu cair rendah.
  5. Cetakan khusus     Cetakan khusus dapat dibuat dari plastic, kertas, kayu semen, plaster, atau karet.
Proses pembuatan cetakan yang dilakukan di pabrik-pabrik pengecoran dapat di kelompokkan sebagai berikut:
  1. Pembuatan cetakan di meja (Bench molding)
Dilakukan untuk benda cor yang kecil.
  1. Pembuatan cetakan di lantai (Floor molding)
Dilakukan untuk benda cor berukuran sedang atau besar
  1. Pembuatan cetakan sumuran (pit molding)
  2. Pembuatan cetakan dengan mesin (machine molding)
 v  Pembuatan Cetakan

Sebagai contoh akan diuraikan pembuatan roda gigi seperti pada Gambar 5.2 di bawah ini. Cetakan dibuat dalam rangka cetak (flak) yang terdiri dari dua bagian, bagian atas disebut kup dan bagian bawah disebut drag. Pak kotak cetak yang terdiri dari tiga bagian, bagian tengahnya disebut cheek. Kedua bagian kotak cetakan disatukan pada tempat tertentu dengan lubang dan pin.

Rabu, 26 November 2014

Contoh Riwayat Hidup Singkat

Keluarga Besar Alm St. O.M. Girsang (Bapa) /
 Rannim Lemarianna Saragih Sitanggang (Ibu)


RIWAYAT HIDUP SINGKAT

Tubuh tahun 1918 i Sindar Raya na humbani oppung nabolon nahinan :
          Bapa                : TONNANI SARAGIH SITANGGANG
          Inang               : RIA Br SINAGA
Sidea na marsanina 6 (Onom) halak 2 dalahi pakon 4 daboru urutanni sononma :
1.      Malonim Br Saragih Sitanggang
2.      Anta Br Saragih Sitanggang
3.      Rannim Lemarianna Br Saragih Sitanggang
4.      Konnym Br Saragih Sitanggang
5.      Djamita Saragih Sitanggang
6.      Djahota Saragih Sitanggang

Inang nami on nomor 3 (tolu) humbani sidea namarsanina. Marhajabuan pakon Almarhum St. Oloraja Marinus Girsang bulan Februari 1938.

I.                   Niombah    : 7 Orang
-          4 dalahi
-          3 daboru

1.   St. Mintaria  Br Girsang  / St. T.M Silalahi                                          :  Saribudolok           
      Niombah = 6 orang
-      3 Dalahi
-      3 Daboru
1.      St. Ir. Radison Silalahi / Lily Br Girsang                                              :  Bekasi         
             Niombah  = 3 orang
-       1 Dalahi
-       2 Daboru   
2.    Drs. Robetson K. Silalahi / Dra. Reny Br Purba                                   :  Saribudolok
            Niombah = 3 orang
-      2 Dalahi
-      1 Daboru
                3.   Bethesrida Silalahi, SE / Ir. Absalon Munthe                                       : Bekasi
                      Niombah = 3 Orang
-      2 Dalahi
-      1 Daboru
                4.   Dra. Rohana Silalahi / Siahaan                                                              : Kalimantan
                      Niombah = 1 Daboru

                5.   Colly Silalahi, SE, MM / Ir. Demaken Sitohang                                  : Pematang Siantar
                      Niombah = 1 Daboru
                6.   St. Harry Silalahi / Mardelina Girsang                                                  : Saribudolok
                      Niombah = 5 orang
-      1 Dalahi
-      4 Daboru

    2.   St. Dr. Krisman Girsang, SP. Pd / Titi Hariati  Saragih                            : Pematang Siantar
                Niombah = 4 orang
-      2 Dalahi
-      2 Daboru    
1.     Ir. Christian Hariadi, MS / Rinding                                            : Kuala Lumpur
        Niombah = 2 Daboru
2.     Ir. Christina Handayani , SE / DR. Harris Siahaan, SP.Pd         : Medan
        Niombah = 2 orang
-      1 Dalahi
                          -   1 Daboru
3.     Ir. Chrismawan Hermanto / Sansan                                            : Bandung
        Niombah = 1 Daboru
4.     Dr. Chrishasnah Yanti / Dr. Sembiring                                       : Medan
        Niombah = 1 Dalahi

    3. Rachman Girsang, S.Sos / Pipang Palupi Saragih                                         : Tangerang
                Niombah = 4 orang
-      1 Dalahi
-      3 Daboru
1. Arman Prio Girsang                                                                              : Tangerang
2. Ria Girsang / Sony                                                                                : Purworejo
3. Juli Girsang, SE                                                                                    : Tangerang
4. Ira Dearni Girsang                                                                                : Tangerang

    4. Warman Girsang Sm. Hk  / Alm. Rehulina Ginting                                     : Pontianak
                Niombah = 5 orang
-      4 Dalahi
-      1 Daboru
1.      Viktor Girsang                                                                                   : Pontianak
2.      Parindu Girsang                                                                                 : Pontianak
3.      Juli Girsang / Dayak                                                                           : Pontianak
4.      Andi Girsang                                                                                     : Pontianak
5.      Koko Girsang                                                                                     : Pontianak



    5. Mariani Girsang / St. Walberson Sitio, S.Pd                                                  : Pematang Siantar
            Niombah = 4 orang
-          3 Dalahi
-          1 Daboru
1.      Sefri Sitio, ST                                                                                     : Palangkaraya
2.      Fady Sitio                                                                                           : Pekan Baru
3.      Yanti Sitio, SKM                                                                                : Medan
4.      Barry Sitio                                                                                           : Pematang Siantar

    6. St. Supratman Girsang, S.Pd / Santa Ostina Sumbayak                               : Saribudolok
            Niombah = 2 orang
-          1 Dalahi
-          1 Daboru
1.     Susanti Nathalia  Girsang, Amk                                                         : Pematang Sinatar
2.     Apriando Purbatua Girsang                                                                : Pekan Baru

    7. Masdiana Girsang / St. Sudin Saragih                                                            : Medan
            Niombah = 3 orang
-          1 Dalahi
-          2 Daboru
1.      Benny Saragih, SE                                                                              : Medan
2.      Priska Saragih, SE                                                                               : Tebing Tinggi
3.      Wina Saragih, SH                                                                               : Medan

JUMLAH PAHOPPU HUMBANI ANAK              = 15 Orang
-          8 Dalahi
-          7 Daboru
JUMLAH PAHOPPU HUMBANI BORU              = 13 Orang    
-          7 Dalahi
-          6 Daboru
 


Jumlah   = 28 Orang

JUMLAH NONO HUMBANI ANAK                                  = 7 Orang
-          2 Dalahi
-          5 Daboru
JUMLAH NONO HUMBANI BORU                                 = 16 Orang    
-          6   Dalahi
-          10 Daboru
 Jumlah    =  23 Orang                                                                          
                                                                                                                       
                                                                                                           Pematangsiantar, 18 Noveber 2014
                                                                                                                                             Pengonsep


                                                                                                                                    Charles Simbolon


Selasa, 25 November 2014

Kelebihan dan Kelemahan Test Objektif dan Subjektif

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN TEST OBJEKTIF DAN SUBJEKTIF SERTA BENTUK-BENTUK DARI TEST OBJEKTIF DAN SUBJEKTIF


A.    TEST OBJEKTIF
Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Hal ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari tes bentuk essai (Arikunto, 2003:164).
Tes objektif menuntut peserta didik untuk memilih jawaban yang benar diantara kemungkinan jawaban yang telah disediakan,  memberikan jawaban singkat, dan melengkapi pertanyaan atau pernyataan yang belum sempurna. Tes objektif sangat cocok untuk menilai kemampuan peserta didik yang mununtut proses mental yang tidak begitu tunggi seperti kemampuan mengingat kembali, kemampuan mengenal kembali, pengertian, dan kemampuan mengaplikasikan prinsip-prinsip.
a.    Kelebihan Test Objektif yaitu:
1.      Untuk menjawab test objektif tidak banyak memakai waktu.
2.      Reabilitasnya lebih tinggi kalau di bandingkan dengan test Essay, karena penilainnya bersifat      objektif.
3.      Pemberian nilai dan cara menilai test objektif lebih cepat dan mudah karena tidak menuntut keahlian khusus dari pada si pemberi nilai.
4.      Lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena dapat menggunakan kunci tes bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi.
5.      Untuk menjawab test objektif tidak banyak memakai waktu
6.      Pemeriksaanya dapat diserahkan orang lain.
7.      Tes Objektif tidak memperdulikan penguasaan bahasa, sehingga mudah dilaksanakan.

b.    Kelemahan Test Objektif yaitu :
1.      Murid sering menerka-nerka dalam memberikan jawaban, karena mereka belum menguasai bahan pelajaran tersebut.
2.      Memang test sampling yang diajukan kepada murid- murid cukup banyak, dan hanya membutuhkan waktu yang relative singkat untuk menjawabnya
3.      Tidak biasa mengajak murid untuk berpikir taraf tinggi.
4.      Banyak memakan biaya, karena lembaran item- item test harus sebanyak jumlah pengikut test.
5.      Kerjasama antar peserta didik pada waktu mengerjakan soal tes lebih terbuka.

Tes obyektif  ini terdiri dariberbagai macam bentuk, antara lain ;
1.   Salah- Benar atau True- False (T- F)
       Bentuk tes benar salah memiliki soal yang berupa statemen. Statemen tersebut dapat disusun sedemikian rupa, ada yang benar dan ada yang salah.

a.    Kelebihan S - B yaitu :
1.      Soal ini baik untuk hasil- hasil, dimana hanya ada dua alternative jawaban.
2.      Tuntutan kurang ditekankan pada kemampuan baca.
3.      Tidak begitu sulit menentukan jawaban pengecoh.
4.      Pembuatan soal relative lebih mudah karena hanya mengarah pada 2 option jawaban.
5.      Tidak perlu membuat jawaban pengecoh                                                                                   


  b.   Kelemahan S - B yaitu
1.      Sulit menuliskan soal diluar tingkat pengetahuan yang bebas dari maksud ganda.
2.      Jawaban soal tidak memberikan bukti bahwa siswa mengetahui dengan baik.
3.      Tidak bisa untuk mengukur kemampuan analisa.
4.      Kurang cocok untuk soal hitungan
5.      Soal kurang bervariasi.
6.      Tidak ada informasi diagnostic dari jawaban yang salah.
7.      Memungkinkan dan mendorong siswa untuk menerka-nerka.
2.   Pilihan Berganda atau Multiple Choise ( M- Ch)
Tes pilihan ganda merupakan tes yang menggunakan pengertian/ pernyataan yang belum lengkap dan untuk melengkapinya maka kita harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban benar yang telah disiapkan. Tes pilihan ganda adalah bentuk test yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat.

a.   Kelebihan Pilihan Berganda yaitu:
1.      Hasil belajar yang sederhana sampai yang komplek dapat diukur.
2.      Terstruktur dan petunjuknya jelas.
3.      Alternatif jawaban yang salah dapat memberikan informasi diagnostik.
4.      Tidak dimungkinkan untuk menerka jawaban.
5.      Dapat diaplikasikan dengan komputer baik penampilan soal dan perhitungan nilainya, interaktif

 b.    Kelemahan Pilihan Berganda yaitu:
1.      Menyusunnya membutuhkan waktu yang lama.
2.      Sulit menemukan pengacau
3.      Kurang efektif mengukur beberapa tipe pemecahan masalah, kemampuan untuk mengorganisir dan mengekspresikan ide.
4.      Kurang menggambarkan sebuah proses
5.      Tingkat kemampuan yang terukur sangat terbatas
6.      Jumlah soal harus banyak agar dapat mewakili semua materi yang telah dipelajari
7.      Nilai dapat dipengaruhi dengan kemampuan baca.
3.   Isian atau Completion
Tes isian terdiri dari kalimat yang dihilangkan (diberi titik-titik). Bagian yang dihilangkan ini yang diisi oleh peserta tes merupakan pengertian yang diminta agar pernyataan yang dibuat menjadi pernyataan yang benar.
a.    Kelebihan Isian atau Completion yaitu :
1.      Sangat mudah dalam penyusunannyaLebih menghemat tempat ( menghemat kertas ).
2.      Persyaratan komprehensif dapat dipenuhi oleh test model ini.
3.      Digunakan untuk mengukur berbagai taraf kompetensi dan tidak sekedar mengungkap taraf pengenalan atau hafalan saja.
 b.  Kelemahan Isian atau Completion yaitu :
1.      Lebih cenderung mengungkap daya ingat atau aspek hafalan saja.
2.      Butir- butir item dari test model ini kurang relevan untuk diajukan.
3.      Tester kurang berhati-hati dalam menyusun kalimat dalam soal.

4.   Jawaban Singkat atau Short Answer
Bentuk tes jawaban singkat ini menghendaki jawaban dengan kalimat dan atau angka-angka yang hanya dapat dinilai benar atau salah. Soal bentuk jawaban singkat biasanya dekemukakan dalam bentuk pertanyaan. Dengan kata lain, item tersebut berupa suatu kelimat bertanya yang dapat dijawab dengan singkat.
a.     Kelebihan Jawaban Singkat yaitu :
1.      Mudah dalam perbuatan
2.      Kemungknan menebak jawaban sangat sulit
3.      Cocok untuk soal- soal hitungan
4.      Hasil- hasil pengetahuan dapat diukur secara luas
b.      Kelemahan Jawaban Singkat yaitu:
1.      Sulit menyusun kata- kata yang jawabannya hanya satu. 
2.      Tidak cocok untuk mengukur hasil- hasil belajar yang komplek.
3.      Penilaian menjemukan da memerlukan waktu banyak.

5.   Menjodohkan atau Matching
Soal menjodohkan sebenarnya masih merupakan pilihan ganda. Perbedaanya adalah pilihan ganda terdiri atas item dan option, kemudian testi tinggal memilih salah satu option yang diberikan. Sedangkan bentuk menjodohkan terdiri atas kumpulan soal dan kumpulan jawaban yang keduanya dikumpulkan pada dua kolom yang berbeda. Kolom sebelah kiri menunjukan kumpulan soal, dan kolom sebelah kanan menunjukan kumpulan jawaban. Jumlah alternatif jawaban harus dibuat lebih banyak daripada soal.
a.   Kelebihan Menjodohkan yaitu:
1.      suatu bentuk yang efisien diberikan dimana sekelompok respon sama menyesuaikan dengan rangkaian isi soal.
2.      Waktu membaca dan merespon relative singkat.
3.      Mudah untuk dibuat.
4.      Mudah dalam pengoreksian.
5.      Memudahkan siswa menjawab soal karena jawaban sudah tersedia.
6.      Penilaian mudah, objektif dan dapat dipercaya
b.   Kelemahan Menjodohkan yaitu:
1.      Materi soal dibatasi oleh faktor ingatan/ pengetahuan yang sederhana dan kurang dapat dipakai untuk mengukur penguasaan yang bersifat pengertian dan kemampuan membuat tafsiran.
2.      Sulit menyusun soal yang mengandung sejumlah respon yang homogen.
3.      Terlalu banyak jawaban yang harus dipilih.
4.      Sulit mencari pasangan-pasangan yang relevan dengan soal.
5.      Hanya mengukur materi yang bersifat hapalan/recall. 
6.      Bila yang belum terjawab tinggal sedikit dapat ditebak.

B.     TEST SUBJEKTIF
Pada umumnya test subjektif berbentuk tes esai (uraian). Ciri-ciri pertanyaanya didahului dengan kata-kata seperti, uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana, bandingkan, simpulkan dan sebagainya.

a.    Kelebihan Test Subjektif yaitu:
1.      Mudah dipersiapkan dan disusunT
2.      Tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi atau untung-untungan
3.      Mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat serta menysun dalam bentuk kalimat yang bagus
4.      Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengutarakan maksudnya dengan gaya bahasa dan carannya sendiri. 
5.      Dapat mengetahui sejauhmana peserta didik mendalami suatu masalah yang diujikan/dites.

b.    Kelemahan Test Subjektif yaitu:
1.      Terbatasnya lingkup bahan pelajaran yang dinilai dan sulitnya mengoreksi jawaban dengan objektif (Sudjana, 2001:262)
2.      Kadar validitas dan realibilitas rendah karena sukar diketahui segi-mana dai pengetahuan siswa yang betul-betul telah dikuasai.
3.      Kurang representatif dalam hal mewakili seluruh scope bahan pelajaran yang akan dites karena soalnya hanya beberapa saja (terbatas)
4.      Cara pemeriksaannya banyak dipengaruhi oelh unsur-unsur subjektif
5.      Pemeriksaaannya lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan individual lebih banyak dari penilai.
6.      Waktu untuk koreksinya lama dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain.
7.      Bentuk-bentuk Tes Subjektif:

1.   Test Essay
Tes Essay adalah tes yang disusun dalam bentuk pertanyaan terstruktur dan siswa menyusun, mengorganisasikan sendiri jawaban tiap pertanyaan itu dengan bahasa sendiri. Tes essay ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan dalam menjelaskan atau mengungkapkan suatu pendapat dalam bahasa sendiri.

a.    Kelebihan Test Essay yaitu:
1.      Peserta didik dapat mengorganisasikan jawaban dengan pendapatnya sendiri.
2.      Murid tidak dapat menerka- nerka jawaban soal.
3.      Test ini sangat cocok untuk mengukur dan mengevaluasi hasil suatu proses belajar yang kompleks yang sukar diukur dengan mempergunakan test objektif.
4.      Derajad ketepatan dan kebenaran murid dapat dilihat dari kalimat- kalimatnya.
5.      Jawaban diungkapakan dalam kata- kata dan kalimat sendiri, sehingga test ini dapat digunakan untuk melatih penyusunan kalimat dengan bahasa yang baik, benar, dan cepat.
6.      Test ini digunakan dapat melatih peserta didik untuk memilih fakta yang relevan dengan persoalan, dan Sukar dinilai secara tepat mengorganisasikannya sehingga dapat mengungkapkan satu hasil pemikiran yang terintegrasi secara utuh.

b. Kelemahan Test Essay yaitu:
1.      Sukar dinilai secara tepat.
2.      Bahan yang diukur terlalu sedikit, sehingga agak sulit untuk mengukur penguasaan siswa terhadap keseluruhan kurikulum.
3.      Sulit mendapatkan soal yang memiliki standar nasional maupun internasional.
4.      Membutuhkan waktu memeriksa hasilnya.

2.    Test Lisan
Tes lisan adalah tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik. tes ini termasuk kelompok tes verbal, yaitu tes soal dan jawabannya menggunakan bahasa lisan.

a.    Kelebihan tes lisan:
1.      Dapat menilai kemampuan dan tingkat pengetahuan yang dimiliki peserta didik, sikap, serta kepribadiannya karena dilakukan secara berhadapan langsung.
2.      Bagi peserta didik yang kemampuan berpikirnya relatif lambat sehingga sering mengalami kesukaran dalam memahami pernyataan soal, tes bentuk ini dapat menolong sebab peserta didik dapat menanyakan langsung kejelasan pertanyaan yang dimaksud.
3.      Hasil tes dapat langsung diketahui peserta didik.

b.    Kelemahan tes lisan:
1.      Subjektivitas pendidik sering mencemari hasil tes,
2.      Waktu pelaksanaan yang diperlukan