Cara
menggunakan Multimeter
- Mengukur tegangan DC
- Atur Selektor pada posisi DCV.
- Pilih skala batas ukur
berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika tegangan yang
di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
- Untuk mengukur tegangan yang
tidak diketahui besarnya maka atur batas ukur pada posisi tertinggi
supaya multimeter tidak rusak.
- Hubungkan atau tempelkan probe
multimeter ke titik tegangan yang akan dicek, probe warna merah pada
posisi (+) dan probe warna hitam pada titik (-) tidak boleh
terbalik.
- Baca hasil ukur pada multimeter.
- Mengukur tegangan AC
- Atur Selektor pada posisi ACV.
- Pilih skala batas ukur
berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika tegangan yang
di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
- Untuk mengukur tegangan yang
tidak diketahui besarnya maka atur batas ukur pada posisi tertinggi
supaya multimeter tidak rusak.
- Hubungkan atau tempelkan probe
multimeter ke titik tegangan yang akan dicek. Pemasangan probe multimeter
boleh terbalik.
- Baca hasil ukur pada
multimeter.
- Mengukur kuat arus DC
- Atur Selektor pada posisi DCA.
- Pilih skala batas ukur
berdasarkan perkiraan besar arus yang akan di cek, misal : arus yang di
cek sekitar 100mA maka atur posisi skala di batas ukur 250mA atau 500mA.
- Perhatikan dengan benar batas maksimal
kuat arus yang mampu diukur oleh multimeter karena jika melebihi
batas maka fuse (sekring) pada multimeter akan putus dan
multimeter sementara tidak bisa dipakai dan fuse (sekring) harus diganti
dulu.
- Pemasangan probe multimeter
tidak sama dengan saat pengukuran tegangan DC dan AC, karena
mengukur arus berarti kita memutus salah satu hubungan catu daya ke
beban yang akan dicek arusnya, lalu menjadikan multimeter sebagai
penghubung.
- Hubungkan probe multimeter
merah pada output tegangan (+) catu daya dan probe (-) pada input
tegangan (+) dari beban/rangkaian yang akan dicek pemakaian arusnya.
- Baca hasil ukur pada
multimeter.
- Mengukur nilai hambatan sebuah
resistor tetap
- Atur Selektor pada posisi
Ohmmeter.
- Pilih skala batas ukur
berdasarkan nilai resistor yang akan diukur.
- Batas ukur ohmmeter biasanya
diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan jarum nantinya
dikalikan dengan angka pengali sesuai batas ukur
- Hubungkan kedua probe multimeter
pada kedua ujung resistor boleh terbalik.
- Baca hasil ukur pada
multimeter, pastikan nilai penunjukan multimeter sama dengan nilai yang
ditunjukkan oleh gelang warna resistor.
- Mengukur nilai hambatan sebuah
resistor variabel (VR)
- Atur Selektor pada posisi
Ohmmeter.
- Pilih skala batas ukur
berdasarkan nilai variabel resistor (VR)yang akan diukur.
- Batas ukur ohmmeter biasanya
diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan jarum nantinya
dikalikan dengan angka pengali sesuai batas ukur.
- Hubungkan kedua probe
multimeter pada kedua ujung resistor boleh terbalik.
- Sambil membaca hasil ukur pada
multimeter, putar/geser posisi variabel resistor dan pastikan penunjukan
jarum multimeter berubah sesuai dengan putaran VR.
- Mengecek hubung-singkat /
koneksi
- Atur Selektor pada posisi
Ohmmeter.
- Pilih skala batas ukur X 1
(kali satu).
- Hubungkan kedua probe
multimeter pada kedua ujung kabel/terminal yang akan dicek koneksinya.
- Baca hasil ukur pada
multimeter, semakin kecil nilai hambatan yang ditunjukkan maka semakin
baik konektivitasnya.
- Jika jarum multimeter tidak
menunjuk kemungkinan kabel atau terminal tersebut putus.
- Mengecek diode
- Atur Selektor pada posisi
Ohmmeter.
- Pilih skala batas ukur X 1K
(kali satu kilo = X 1000).
- Hubungkan probe
multimeter (-) pada anoda dan probe (+) pada katoda.
- Jika diode yang dicek berupa
led maka batas ukur pada X1 dan saat dicek, led akan menyala.
- Jika multimeter menunjuk ke
angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti dioda baik, jika
tidak menunjuk berarti dioda rusak putus.
- Lepaskan kedua probe lalu
hubungkan probe multimeter (+) pada anoda dan probe (-) pada
katoda.
- Jika jarum multimeter tidak
menunjuk (tidak bergerak) berarti dioda baik, jika bergerak berarti
dioda rusak bocor tembus katoda-anoda.
- Mengecek transistor NPN
- Atur Selektor pada posisi
Ohmmeter.
- Pilih skala batas ukur X 1K
(kali satu kilo = X 1000).
- Hubungkan probe
multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada kolektor .
- Jika multimeter menunjuk ke
angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika
tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-C.
- Lepaskan kedua probe lalu
hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada
kolektor.
- Jika jarum multimeter tidak
menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti
transistor rusak bocor tembus B-C.
- Hubungkan probe
multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor.
- Jika multimeter menunjuk ke
angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik,
jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-E.
- Lepaskan kedua probe lalu
hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada
emitor.
- Jika jarum multimeter tidak
menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti
transistor rusak bocor tembus B-E.
- Hubungkan probe
multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor.
- Jika jarum multimeter tidak
menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti
transistor rusak bocor tembus C-E.
- Note : pengecekan probe
multimeter (-) pada emitor dan probe (+) padakolektor tidak diperlukan.
- Mengecek transistor PNP
- Atur Selektor pada posisi
Ohmmeter.
- Pilih skala batas ukur X 1K
(kali satu kilo = X 1000).
- Hubungkan probe
multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada kolektor.
- Jika multimeter menunjuk ke
angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika
tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-C.
- Lepaskan kedua probe lalu
hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada
kolektor.
- Jika jarum multimeter tidak
menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti
transistor rusak bocor tembus B-C.
- Hubungkan probe
multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor.
- Jika multimeter menunjuk ke
angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika
tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-E.
- Lepaskan kedua probe lalu
hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada
emitor.
- Jika jarum multimeter tidak
menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti
transistor rusak bocor tembus B-E.
- Hubungkan probe
multimeter (-) pada emitor dan probe (+) pada kolektor.
- Jika jarum multimeter tidak
menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti
transistor rusak bocor tembus C-E.
- Note : pengecekan probe
multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor tidak diperlukan.
- Mengecek Kapasitor Elektrolit
(Elko)
- Atur Selektor pada posisi
Ohmmeter.
- Pilih skala batas ukur X 1
untuk nilai elko diatas 1000uF, X 10 untuk untuk nilai elko diatas
100uF-1000uF, X 100 untuk nilai elko 10uF-100uF dan X 1K untuk nilai elko
dibawah 10uF.
- Hubungkan probe
multimeter (-) pada kaki (+) elko dan probe (+) pada kaki (-) elko.
- Pastikan jarum multimeter
bergerak kekanan sampai nilai tertentu (tergantung nilai elko) lalu
kembali ke posisi semula.
- Jika jarum bergerak dan tidak
kembali maka dipastikan elko bocor.
- Jika jarum tidak bergerak maka
elko kering / tidak menghantar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar